Ternyata Menjadi Seorang Ibu Itu
............... Ternyata menjadi seorang ibu itu penuh perjuangan. (baca postingan sebelumnya disini).
Kemarin sore bada shalat ashar, pembimbing kami dari Telkom datang ke ruangan kerja ketika aku dan Astrid yang amat sangat cantik masih sibuk mencari data sekolah di seluruh wilayah Yogyakarta yang akan digunakan sebagai target produk baru Telkom. Beliau datang lengkap dengan alat yang cukup familiar bagiku karna beberapa kali aku pernah melihatnya sewaktu adikku masih kecil dulu, alat pumping ASI.
"Mba mau numpang pumping disini ya" ucapnya sembari menggunakan mukena untuk menutupi tubuh bagian atasnya. Sembari beliau pumping ASInya, kami bercerita banyak hal mulai dari awal pernikahan beliau dan suaminya, resepsi yang sederhana -untuk ukuran supervisor di Telkom-, bagaimana perjuangan beliau untuk memberikan ASI ekslusif selama 2 tahun untuk babynya yang sungguh aku lihat sendiri betapa setiap siang dan sore beliau pumping di kantor meskipun terkadang ASI yang keluar hanya sedikit, dan yang terbesit dalam benakku adalah.. yap, menjadi seorang ibu perlu banyak perjuangan apalagi jika menjadi wanita karir.
"Repot ngga mba punya baby?" tanyaku penasaran, "yaa namanya punya baby pasti repot de, apalagi mba kerja. Tapi tiap pulang, secape apapun kalo liat baby jadi ilang capenya" jawab beliau dengan tersenyum yang otomatis membuatku tersenyum juga. Masyaallah...
Ah jadi teringat perjuangan seorang ibu yang disaksikan dua bukit yang terletak didekat ka'bah yaitu Bukit Shafa dan Marwah. Bukit yang menjadi saksi perjuangan istri Nabi Ibrahim 'alaihissalam berabad-abad silam yang mencari air untuk putranya -Ismail 'alaihissalam- dengan berlarian diantara kedua bukit itu sebanyak 7 kali. Bayangkan, 7 kali. Jika dipikir menggunakan logika, Hajar -Istri Ibrahim- saat pertama kali menginjakkan kaki di bukit shafa dan marwah, beliau sudah mengetahui jika diantara kedua bukit tersebut tidak ditemukan air yang beliau cari, begitupun untuk kali yang kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam, tetapi apa alasan yang membuat beliau berlari hingga tujuh kali untuk mencari air disana? Apa alasan yang membuat beliau terus mencoba mencari air yang sudah jelas-jelas sebelumnya ketika beliau melihat dan menginjakkan kakinya disana, beliau tidak menemukan air?
Karna beliau berharap mendapatkan air disana, karna beliau bingung harus mencari kemana sedangkan putranya kehausan dan terus menangis, karna kecintaan seorang ibu pada anaknya yang tidak ingin tinggal diam ketika anaknya menangis, karna kasih sayang seorang ibu pada anaknya yang membuat dirinya terus berjuang mencari meskipun sudah berulang kali ia coba, karna harapannya, barangkali.... barangkali ada air disana yang dapat menghilangkan dahaga putranya.
Allahuakbar, Allah Maha Besar.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah menciptakan rasa cinta ibu bagi anaknya yang begitu besar.
Note: Ketika nulis ini, laptopku dibajak sama Astrid. Jadi jika ditemukan kata kata yang sangat iyuh, itu perbuatan Astrid. wkwk. Sengaja ga dihapus biar Astrid bahagia.
"Repot ngga mba punya baby?" tanyaku penasaran, "yaa namanya punya baby pasti repot de, apalagi mba kerja. Tapi tiap pulang, secape apapun kalo liat baby jadi ilang capenya" jawab beliau dengan tersenyum yang otomatis membuatku tersenyum juga. Masyaallah...
Ah jadi teringat perjuangan seorang ibu yang disaksikan dua bukit yang terletak didekat ka'bah yaitu Bukit Shafa dan Marwah. Bukit yang menjadi saksi perjuangan istri Nabi Ibrahim 'alaihissalam berabad-abad silam yang mencari air untuk putranya -Ismail 'alaihissalam- dengan berlarian diantara kedua bukit itu sebanyak 7 kali. Bayangkan, 7 kali. Jika dipikir menggunakan logika, Hajar -Istri Ibrahim- saat pertama kali menginjakkan kaki di bukit shafa dan marwah, beliau sudah mengetahui jika diantara kedua bukit tersebut tidak ditemukan air yang beliau cari, begitupun untuk kali yang kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam, tetapi apa alasan yang membuat beliau berlari hingga tujuh kali untuk mencari air disana? Apa alasan yang membuat beliau terus mencoba mencari air yang sudah jelas-jelas sebelumnya ketika beliau melihat dan menginjakkan kakinya disana, beliau tidak menemukan air?
Karna beliau berharap mendapatkan air disana, karna beliau bingung harus mencari kemana sedangkan putranya kehausan dan terus menangis, karna kecintaan seorang ibu pada anaknya yang tidak ingin tinggal diam ketika anaknya menangis, karna kasih sayang seorang ibu pada anaknya yang membuat dirinya terus berjuang mencari meskipun sudah berulang kali ia coba, karna harapannya, barangkali.... barangkali ada air disana yang dapat menghilangkan dahaga putranya.
Allahuakbar, Allah Maha Besar.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah menciptakan rasa cinta ibu bagi anaknya yang begitu besar.
Note: Ketika nulis ini, laptopku dibajak sama Astrid. Jadi jika ditemukan kata kata yang sangat iyuh, itu perbuatan Astrid. wkwk. Sengaja ga dihapus biar Astrid bahagia.
Comments
Post a Comment