Arihna Bish Sholah

Sudah satu pekan aku menjalani aktifitas internship (magang) di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Pusat yang berada di Kota Yogyakarta. Sengaja memang, memilih lokasi magang yang dekat dengan kampus karna masih ada beberapa amanah yang masih ku emban di Kampus dan mengharuskanku tidak jauh-jauh darinya. Eaak.

Aku dan temanku ditempatkan di divisi Business Govt & Enterprise Service Witel. Banyak hal yang kami lakukan dalam sepekan pertama di divisi ini, mulai dari mencari data-data target pasar untuk Wifi Station dan Wifi Corner 2.0 yang akan segera diluncurkan oleh Telkom, ngobrol-ngobrol ringan dengan Manager divisi kami yang sangat ramah, membantu para AM untuk menginput data status pemabayaran customer dari divisi kami, atau berkenalan dengan karyawan-karyawan disini.

Kami bekerja pukul 8 pagi hingga jam 5 sore, waktu yang awalnya membuat kami -anak magang- cukup kaget dan tertekan. Pekerjaan kami yang cukup banyak dan waktu istirahat yang hanya disediakan pada jam makan siang dan shalat ashar, rasanya sangat berbeda dengan dunia perkuliahan yang selalu memberikan kami celah istirahat pada tiap pergantian sesinya. Apalagi selama kuliah, kami hanya aktif berangkat ke kampus 4 hari kerja, dan tentunya tidak fulltime berada dikampus, daaaan tentu saja saat kuliah kami disediakan jatah bolos 3 kali permatakuliahnya hehe.

Setiap Adzan berkumandang rasanya ada kegembiraan tersendiri menyusup kedalam diriku karnaa kami dan para karyawan diizinkan rehat sejenak dari pekerjaan kami yang menumpuk dan melelahkan untuk melaksanakan shalat. Ah disaat yang sama pula, selalu terngiang suara Ustadz Hanan Ataki yang menceritaka sirah perang khandaq atau perang Azhab yang terjadi di Madinah beberapa waktu silam.

Terbayang keadaan saat itu, sebagian kaum muslimin sedang galau karena mendengar berita rencana penyerangan kaum Quraisy yang berkolaborasi dengan kaum Yahudi dan berjumlah 10.000 orang, sedangkan jumlah kaum muslimin lebih sedikit jika dibandingkan dengan mereka. Kaum muslimin mulai menggali parit sebagai siasat untuk menghadapi penyerangan yang dilakukan oleh kolaborasi musuhnya. Menggali dan terus menggali, dengan tenaga yang kian menipis dan persediaan makanan yang tak jauh beda, kaum muslimin mulai merasakan lelah, merasa tidak bersemangat. Lalu ditengah kondisi itu, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam memanggil Bilal sembari mengucapkan "Ya Bilal, Arihna Bish Sholah..." yang memiliki arti "Ya Bilal, Istirahatkanlah kami dengan shalat".

Semua kaum muslimin yang sedang kelelahan menggali parit mulai bersiap memgambil wudhu dan mendirikan shalat untuk melepas kelelahannya. Dan kini aku mulai sedikit bisa merasakan apa yang di maksud Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam ketika meminta Bilal untuk "mengistirahatkan" dengan shalat, karna memang shalatlah yang mampu melepaskan beban-beban pekerjaan yang ada. 

Betapa hinanya aku yang selama ini menganggap shalat sebagai beban bukan sebagai kebutuhanku apalagi sebagai "istirahatku" dari aktifitas duniawi, bahkan pernah beberapa kali aku mengutuki dengan celetukkan "Yah... udah adzan lagi aja", "perasaan barusan tadi shalat deh, udah harus shalat lagi aja", dan lain sebagainya. Ikhwah... yang masih merasakan shalat sebagai beban bahkan pernah mengutuki, semoga Allah mengampuni kita semua😢
"Dan Allah menjadikan qurratul 'ain (sesuatu yang menyejukan dan menyenangkan hati) bagiku pada waktu aku melaksanakan shalat" (HR Imam Ahmad).

Semoga Bermanfaat.

Comments

Popular Posts