Ikhtiar untukmu, Nak
Kini, aku mulai
memahami mengapa Bapak selalu memprioritaskan pendidikan bagi putra-putrinya,
menjadikan pendidikan nomor satu, entah seberapa sulit-pun keadaan yang ada,
Bapak selalu mengusahakannya. Pernah aku mengirim pesan pada Bapak, “Maaf ya,
Bapak. Semester ini Vita banyak banget pengeluaran. Pasti bapak pusing ya?”
tanyaku sembari sesenggukan saat mengetiknya. Sementara beliau menjawab “Gpp.
Kalau untuk pendidikan pasti Bapak support” kalimat yang singkat dan sangat
berhasil membuat putrinya ini sesenggukan sepanjang malam.
Dari kecil aku
tak cukup dekat dengan Bapak karna beliau sibuk bekerja. Beliau berangkat kerja
saat kami berangkat sekolah dan pulang setelah kami tertidur. Dan kini, aku
mulai memahami Bapak, sedikit demi sedikit, tentang jalan pikirannya dan
prioritas dalam hidupnya.
Ternyata
beliau hanyalah seorang Bapak yang tak ingin kekurangan yang ada pada hidupnya
terulang lagi kepada putra-putrinya dan sangat bekerja keras untuk itu. Beliau ingin
putra-putrinya menempuh pendidikan dengan nyaman, tidak seperti yang Bapak
alami. Ya… Beliau hanyalah seorang Bapak yang ingin melakukan perbaikan
generasi, tak ingin kesulitan yang dialaminya dialami lagi olah putra-putrinya.
Dia hanyalah seorang Bapak… yang sangat mencintai putra-putrinya, dengan
caranya.
Dan… untuk
putra-putri Ummi dimasa depan, Ummi-pun sama, Ummi-mu ini belum banyak mengerti
tentang agama. Ummi saat ini belum banyak tahu tentang fiqih shalat, tentang puasa,
tentang islam, tentang sirah nabi dan sahabat, tentang ulama-ulama, Ummi tak
memiliki hafalan yang melimpah, Ummi bukan hafidzah dan Ummi bukanlah wanita
yang mendapat pendidikan agama sejak kecil. Tapi nak, Ummi sungguh akan
mengikhtiarkan bahwa kalian akan mendapatkan apa yang tidak Ummi dapatkan, dari Ummi sendiri. Percayalah, Nak, Ummi-mu disini sedang mempersiapkan dan mengejar ketertinggalan Ummi demi kalian. Karna Ummi hanyalah seorang Ummi yang ingin
melakukan perbaikan generasi, tak ingin kekurangan yang ada pada hidup Ummi dan
tak Ummi dapatkan lalu terulang lagi pada kalian. Karna Ummi hanyalah seorang
Ummi… yang mencintai kalian jauh sebelum kalian ada. Iya, kalian. Kalian yang
akan menjadi penegak pilar-pilar kejayaan islam. J
-Dari, Ummi yang sedang berusaha mengejar
ketertinggalan mempelajari agama yang sangat dicintainya.
Comments
Post a Comment