Janji Allah

Pernah ditanya seorang Ustadz di salah satu kajian di Yogyakarta. "Siapa yang yakin dengan janji Allah?", Tanya beliau. Semua ikhwan dan akhwat yang mengikuti kajian terdiam. Termasuk diriku.

"Dari range 1 sampai 10, siapa yang yakin dengan janji Allah, dan keyakinan itu ada di range 1-7? Silahkan angkat tangan"
Beberapa ikhwah mengangkat tangannya.

"Yang delapan?"
Makin banyak yang mengangkat tangannya.

"Yang sembilan?"
Aku mengangkat tangan bersamaan dengan beberapa gelintir lainnya.

"Yang sepuluh?"
Hanya sisa beberapa gelintir saja yang mengangkat tangannya.

Subhanallah! Raut muka Ustadz berubah..

"Ya.. Ikhwah, jadi selama ini kalian dakwah, kalian ada disini, kalau kalian tidak yakin dengan janji Allah... Kalian berharap apa? Berharap pada siapa? Tujuan kalian apa?"

Semua terdiam, aku termenung. Kata kata ustadz sungguh menusuk dalam hati. Ya! Apa yang aku harapkan ketika pada janji Allah saja aku hanya percaya pada angka 9 dari 10?!

Aku berada dijalan ini, (yang katanya) sedang berjuang, tetapi aku berharap pada siapa? Dan sebenarnya apa yang aku harapkan? Pujian kah? Label orang alim kah?

Ustadz tampak sedih dengan jawaban kami, akupun sama. Ya Allah.... Aku menyesali dalam hati karena belum percaya pada janji-Nya secara sempurna. 

Beberapa waktu yang hening. Hatiku meronta ronta 
dan ingin berteriak mohon ampunan sebesar besarnya pada-Nya.

Semua berpikir dalam diam. Mungkin, mereka juga menyesali jawaban mereka, menyesali keyakinan mereka yang belum sempurna. Ya! Termasuk aku!

Beliau mengulangi pertanyaannya, "Jadi, siapa yang percaya dan yakin dengan janji Allah, dari range 1-10, keyakinan itu ada di angka 10? silahkan angkat tangan" dan.... Semua ikhwah yang berada di ruangan mengangkat tangannya! Allahuakbar! Allah telah membuka mata kami.

Raut wajah Ustadz berubah lagi, ada keharuan di matanya. "Kalian ini ada dijalan dakwah, yang pastinya tidak akan semulus jalan tol. Kalian akan menemukan banyak permasalahan, karna itulah tabiatnya jalan dakwah. Tapi, yang perlu kalian ingat, janji Allah itu pasti" beliau diam sejenak. Lalu melanjutkan..

"Janji apa?" Tambah beliau, lalu beliau tersenyum dan melengkapi kalimatnya,

"SurgaNya"


Oh Allah, terimakasih untuk hidayah yang tiada hentinya..

Comments

Popular Posts